Thursday, 3 October 2013

5 Faktor Penyebab Kegagalan dalam Trading

Dalam dunia forex, di samping trader-trader yang sudah berhasil dan sukses, ada pula trader-trader yang masih gagal, bahkan sebagian besar adalah pemula. Trader awam biasanya tertarik untuk mencoba setelah melihat trader yang sudah berhasil, dengan asumsi bahwa forex mudah untuk dikuasai dan segera bisa sukses seperti mereka. Namun, ternyata  tidak sedikit trader pemula yang dalam jangka waktu pendek sudah pensiun dari trading-nya, bahkan menyerah dan ‘berjanji’ tidak akan menyentuh dunia forex lagi.

‘Mengapa gagal?’ — Pertanyaan introspeksi tersebut perlu dicari jawabannya. Berikut kami coba rangkumkan sejumlah alasan mengapa kebanyakan trader pemula mengalami kegagalan dan mungkin salah satunya menjawab pertanyaan rekan-rekan trader sekalian:

1. Ekspektasi Yang Tidak Realistis
Pemula di dunia forex banyak yang tertarik untuk mencoba forex, tetapi enggan untuk mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar ingin segera mulai trading dan meraih profit secepat mungkin dan sebanyak mungkin. Waktu pembelajaran yang merupakan fase penting pun akhirnya diabaikan. Tidak semua orang bisa jadi pilot, hanya mereka yang belajar dan berlatih menerbangkan pesawat yang bisa.

2. Tidak Paham dan Tidak Menerima Resiko
Pemula seringkali tidak siap menghadapi loss, yang merupakan resiko trading, apalagi loss pada posisi pertama yang dibuka. Seringkali loss di awal trading memberikan tekanan yang berat bagi trader awam, menimbulkan pikiran “Wah, duidku harus balik malam ini juga” dan memicu beberapa posisi keliru lainnya, loss semakin besar dan akhirnya memutuskan pensiun dini.
Seorang trader harus siap menerima kerugian, dan juga sadar bahwa dalam trading selalu akan ada yang namanya loss. Namun, seiring berjalannya proses pembelajaran, tentu saja akan ada profit di tengah-tengah loss, dan nantinya menjadi lebih banyak profit dibandingkan loss. Oleh karena itu, pastikan ketersediaan modal, ukur tingkat resiko Anda dan pastikan resiko berhasil dikendalikan dengan baik. Jangan panik, jangan terburu-buru, profit mungkin tidak datang malam ini, tapi selalu ada kesempatan di setiap tick pergerakan harga.

3. Tidak Menikmati Trading
Terlalu berorientasi pada profit, bukan pada proses trading (termasuk proses pembelajarannya) yang menyenangkan. Apabila seorang trader tidak menikmati tradingnya, tentu saja dia tidak akan mampu berkembang. Duduk tenang, menganalisa pasar, membaca berita, merupakan sebuah langkah yang harus dilakukan, barulah keputusan buy atau sell, atau bahkan tidak mengambil posisi diambil berdasarkan pertimbangan matang. Sebagian besar duduk di depan komputer 1 menit, kemudian melihat grafik naik 10 pip, memutuskan ‘buy‘ berdasarkan insting grafik masih akan naik.
Well, tidak semua orang terlahir menjadi pesepakbola, hanya mereka yang hobi, senang dan tekun menjalani latihan saja yang akan menjadi pemain profesional.

4. Tidak Mendengarkan Pasar
Pasar yang membentuk dan menentukan harga. Analisa dengan berbagai indikator, teknik serta coretan-coretan yang menghiasi chart Anda, semua itu boleh-boleh saja, tapi perhatikan juga faktor-faktor lain. Misal kita ambil contoh pada saat krisis Yunani mencuat, membuat Euro terpukul, tren ke bawah untuk EUR/USD sangat kuat dan pair terus turun berminggu-minggu. Maka dengarkan pasar dan jangan hiraukan posisi buy karena indikator Anda berkata sudah waktunya rebound.

5. Seringkali (atau Selalu) Merasa Benar
Menghadapi sebuah kerugian, apalagi berkali-kali, akan menimbulkan pemikiran, “Padahal posisiku sudah benar” atau “Market curang, padahal sudah dianalisa benar-benar”. Pemikiran semacam itu hanyalah bentuk pelampiasan frustasi, solusinya, tutup komputer Anda, carilah kesenangan. Setelah tenang barulah pikirkan lagi di mana kekurangan analisa Anda, tambahkan masukan tersebut untuk menyempurnakan skill trading Anda. Trader seringkali sangat sulit untuk mengakui kesalahan. Ketika suatu posisi floating negatif pun, trader cenderung merasa bahwa dia sudah benar dan pasar akan segera berbalik arah seperti kehendaknya, sehingga terus menunggu dan justru mengalami loss lebih besar karena market tidak mendengarkan suara hati dan bisikan Anda.
Sangat penting bagi seorang trader untuk bisa menerima dan mengakui kesalahan, sehingga dia bisa  segera menutup posisinya yang mulai merugi dan mencegah kerugian yang lebih besar. Kerugian kecil lebih mudah dicari gantinya, sedangkan kerugian besar semakin mempersulit Anda untuk melakukan cut loss, berujung pada kepanikan dan membuat setiap malam sulit tidur memikirkan posisi terkatung-katung. (Serta menimbulkan hasrat pensiun dini :p)